Friday, 7 July 2017

Contoh Tulisan untuk Apply Content Writer

Dibawah ini contoh tulisan saya pas iseng-iseng applyuntuk jadi content writer. berhubung tulisannya saya pakai buat apply jobnya jadi cuma saya tampilin gambar sama judul yak. 
 MAKAM RATUMALANG
Istana Kematian yang Tersembunyi Dibalik Keindahan Alam
Gunung Sentono, Desa Sentono, Kecamatan Pleret, Bantul, DIY 


HTM: Gratis
Jam Buka: Setiap hari sekitar pukul 07.00 – 17.00 
artikel lengkapnya sudah dihapus buat bahan kerjaan.

Hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjadi content writer atau sejenisnya adalah paham SEO. Itu kalau manurut saya kaya it's a must. nah, segitu dulu deh bbagi-bagi pengalamannya.

Contoh Tulisan untuk Lomba Essay

Contoh tulisan kali ini adalah tulisan untuk lomba essay. kali ini saya akan berbagi salah satu tulisan yang saya ikutkan untuk lomba esay (essay competition). ini versi Bahasa Indonesia aslinya saya ikut international essay competition. format dibawah ini lebih mirip dengan artikel opini sih ketimbang essay.

Etika dan Moral dalam Pendidikan
Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan antara pendidikan dan ekonomi. Orang dengan pendidikan yang baik tentunya akan lebih produktif dalam bekerja. Hal itu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi karena itu tingginya tingkat pendidikan dijadikan salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara. 
Pendidikan sangatlah penting tidak hanya untuk mendapatkan gelar maupun pekerjaan. Namun pendidikan juga berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. 
Pendidikan tidak hanya berbicara tentang science. Pendidikan mencakup segala aspek termasuk moral dan etika. Ilmu pengetahuan tanpa moral dan etika sama saja dengan kehancuran. Moral dan etika merupakan akar dari perilaku dan kepribadian yang baik. 
Bayangkan jika seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi tetapi tidak memiliki moral dan etika. Orang tersebut bisa saja berbuat rasis, tidak toleran, dan tidak peduli sesama. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan pemberian ilmu pengetahuan harus dibarengi dengan moral dan etika agar melahirkan generasi yang tidak hanya pintar tapi juga toleran, peduli, penyayang dan berprilaku baik.
Contohnya di Negara saya Indonesia ada beberapa kasus yang sempat menjadi viral di dunia maya. Kasus tersebut berkaitan dengan prilaku generasi muda Indonesia saat ini. Ada sekumpulan remaja yang melecehkan patung pahlawan nasional bahkan ada pula yang menginjak lambang Negara kami kemudian mempostingnya di laman facebook dan instagram tanpa rasa bersalah. 
Sungguh miris melihat hal tersebut terjadi padahal pendidikan tentang moral dan kewarganegaraan masuk dalam kurikulum sekolah. Saya rasa kebijakan dan praktik pendidikan yang buruk di Indonesia bukanlah hal yang mendasari kejadian tersebut. 
Orang Indonesia sampai saat ini masih memegang teguh adat ketimuran. Ada beberapa kemungkinan yang mendasari terjadinya hal tersebut, diantaranya pelaku tidak memiliki pendidikan yang baik dalam artian tidak bersekolah. 
Kedua, pelaku mencontoh public figure yang mereka idolakan, dan yang terakhir pelaku melakukan hal tersebut secara sengaja untuk mendapat perhatian public. Setelah diusut oleh pihak yang berwenang diketahui mereka merupakan remaja yang masih bersekolah. 
Mereka mengaku bahwa apa yang mereka lakukan merupakan sebuah keisengan. Hal itu menunjukkan bahwa kemungkinan yang pertama adalah salah. 
Saya rasa kemungkinan yang kedua dan ketiga sangat mungkin mendasari terjadinya kasus tersebut. Sebelumnya ada beberapa selebritis Indonesia yang menjadikan lambang negara sebagai lelucon dan ada pula yang dengan sengaja menginjak-injak poster tokoh politik kemudian memposting ke laman twitter. 
Belakangan diketahui kedua selebriti tersebut tidak memiliki pendidikan yang baik. Kasus mereka ditutup tanpa sanksi yang tegas dari pihak berwenang. Hal tersebut berdampak pada kelakuan anak muda yang menjadikan mereka sebagai idola. Merasa tidak akan ada sanksi yang mereka dapat hal tersebut menjadi banyak dicontoh untuk sekedar mendapat ketenaran dari perhatian public.
Miris melihat sekumpulan anak yang secara financial mampu untuk bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak. Namun mereka bertindak bodoh layaknya orang yang tidak berpendidikan. Hal tersebut mencerminkan kalau mereka tidak bersyukur dan tidak serius dalam menuntut ilmu. 
Padahal masih banyak orang-orang yang tidak mampu yang sangat ingin bersekolah. Namun mereka tidak mampu secara financial.
Menurut saya pendidikan sangatlah penting karena dapat memberikan masa depan yang lebih baik. Kepedulian saya akan dunia pendidikan mendorong saya untuk bergabung dalam sebuah komunitas. Saya sekarang menjadi relawan pada sebuah komunitas yang bernama “Coin A Chance”. 
Sebuah komunitas social dimana kami mengumpulkan koin untuk selanjutnya “ditukar” dengan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu yang ingin dan tentunya berhak mendapatkan pendidikan. 
Selain mengumpulkan koin kami para relawan juga mengajarkan beberapa pelajaran yang kami kuasai dan juga menyemangati mereka untuk tidak berputus asa. Hal itu kami lakukan melihat pendidikan adalah hak setiap orang dan memperoleh pendidikan termasuk salah satu hak asasi manusia.

Contoh Tulisan untuk Lomba Cerpen

contoh tulisan saya untuk ikutan lomba cerpen. Sesuai janji saya kemarin saya bakal ngepost semua tulisan saya yang udah pernah saya kirim either untuk ikut lomba or ngelamar kerja. tulisan dibawah ini buat ikutan lomba cerpen dengan tema air dan lingkungan. *kalo ga salah. even tulisan ini ga lolos setidaknya bisa kalian ambil pelajaran buat memperbaiki tulisan kalian. 
SUNGAI BERSIH DAN SEHAT
Hari minggu Andi beserta ayah, ibu dan Kak Ani berolahraga di Jalan Sudirman sekaligus menikmati car free day. Car free day merupakan sebuah acara dimana pada hari tersebut tidak ada kendaraan bermotor yang boleh melintas. Acara tersebut dimaksudkan untuk wadah orang-orang yang ingin berolahraga karena di Jakarta memang sudah jarang ada ruang publik untuk berolahraga. Selain sebagai tempat utuk berolahraga acara tersebut juga bertujuan untuk mengurangi polusi udara akibat asap kendaraan bermotor. Saat ini car free day Jakarta baru ada di daerah Jakarta Pusat, yaitu sepanjang Jalan Sudirman hingga Thamrin. Sepulang dari berolahraga Andi bersama ayah yang telah selesai mandi dan berganti pakaian menonton televisi di ruang keluarga. Setiap Hari Minggu Andi selalu menonton film kartun kesukaannya sebelum acara berita. Biasanya selesai menonton film kartun Andi langsung pamit untuk keluar main bersama teman-temannya. Namun kali ini Andi asyik menonton berita televisi bersama ayah.
Saat itu berita yang disiarkan mengenai masyarakat Baduy yang sedang melakukan seba ke kantor gubernur Banten. Masyarakat Baduy melakukan seba dengan berjalan kaki dari desa mereka hingga ke Serang. Andi sangat penasaran mengapa masyarakat Baduy berjalan menyusuri hutan hingga ke perkotaan dengan berjalan sambil bertelanjang kaki seperti yang diberitakan di televisi.
“Ayah mengapa orang Baduy jalan kaki dari rumah sampai ke kantor gubernur emang ga capek ya mereka?” Tanya Andi penasaran.
 “Coba sana kamu tanya Kak Ani sebulan yang lalu kakak kan berkunjung kesana.” Jawab ayah. Ayah yang tahu kalau Andi menyimpan rasa penasaran yang besar menyuruhnya untuk bertanya kepada kakaknya.
Andi ingat kalau sebulan yang lalu Kak Ani pergi bersama teman-teman satu prodi di kampusnya untuk berwisata edukasi sekaligus praktikum lapangan. Kak Ani yang baru saja keluar kamar mandi langsung diberondong pertanyaan oleh Andi.
“ Kak cerita tentang Baduy dong. Kenapa orang Baduy suka jalan kaki? Mereka ga capek kak? Kenapa mereka ga pakai sandal?”
Kak Ani yang tau jika adik semata wayangnya itu penasaran menceritakan tentang Baduy dan masyarakatnya. Selama di Baduy Kak Ani memang berbaur dengan masyarakatnya termasuk beraktivitas ala masyarakat Baduy. Kak Ani berada di Baduy selama tiga hari dua malam sehingga kak ani bisa bercerita panjang lebar untuk menjelaskan rasa keingintahuan Andi.
Masyarakat Baduy terdiri dari masyarakat Baduy dalam dan Baduy luar. Masyarakat Baduy luar sudah berinteraksi dengan dunia luar. Masyarakat Baduy luar diperbolehkan untuk menggunakan kendaraan, alat komunikasi, serta produk pabrikan untuk beraktivitas sehari-hari. Mereka juga mau meminum obat kimia, peralatan mandi, serta bahan makanan maupun minuman olahan pabrik. Berbeda dengan masyarakat Baduy luar masyarakat Baduy dalam sangat tertutup dengan dunia luar. Mereka sengaja menutup diri untuk mempertahankan tradisi serta kearifan lokal. Oleh karena itu masyarakat Baduy dalam melakukan seba dengan berjalan kaki sedangkan masyarakat Baduy luar bisa naik kendaraan.
Masyarakat Baduy melakukan seba ke Kantor gubernur setiap ada panen besar. Seba merupakan sebuah tadisi silaturahmi masyarakat Baduy dengan membawa hasil bumi kepada peguasa. Tradisi seba juga merupakan bentuk kesetiaan masyarakat Baduy kepada peminpinnya. Saat melakukan seba ke kantor gubernur masyarakat Baduy terutama Baduy dalam berjalan kaki dari desa mereka di daerah Pegunungan Kendeng hingga ke Serang dengan jarak kurang lebih 95 kilometer. Tradisi berjalan kaki merupakan bagian kearifan lokal masyarakat Baduy dalam tersebut mereka lakukan untuk melestarikan alam sekaligus menjaga tradisi.
Saat berada di Baduy Kak Ani dan teman satu kelompoknya bermalam disalah satu rumah penduduk Baduy dalam di Desa Cibeo. Teman-teman Kak Ani menginap secara terpisah dirumah-rumah penduduk setempat. Ada yang menginap di Baduy dalam adapula yang menginap di Baduy luar tepatnya di Desa Kanekes. Menurut Kak Ani berada di Baduy dalam sangatlah menyenangkan. Banyak hal-hal baru yang dapat dipelajari dari masyarakat Baduy terutama kearifan lokalnya. Masyarakat Baduy memiliki kalimat panutan, yaitu lojor henteu meunang dipotong pondok henteu meunang disambung. Kalimat itu berarti yang panjang tidak boleh dipotong dan yang pendek tidak boleh disambung. Secara luas kalimat itu juga berarti bahwa segala sesuatunya tidak boleh diubah-ubah sesuai kehendak manusia melainkan dilestarikan sesuai dengan kodratnya.
Masyarakat Baduy dalam tidak memakai barang-barang, makanan, minuman maupun obat-obatan kimia dari luar. Hal itu dilakukan karena masyarakat Baduy dalam ingin menjaga kelestarian lingkungan serta menjaga tradisi. Kak Ani yang menginap di Baduy dalam menceritakan kalau ia juga mandi di sungai tanpa menggunakan sabun, shampoo, dan juga pasta gigi seperti masyarakat di sana.
“ Ih kakak jorok.” Ledek Andi
“ Bukannya jorok dek tapi biar sungainya ga tercemar karena orang Baduy tidak hanya mandi tapi juga mengkonsumsi air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.” Terang Kak Ani. “Emang sungainya bersih kak?” Tanya Andi penasaran.
“ Iya dek sungai di sana jernih dan juga bersih.” Jawab Kak Ani.
“ Kenapa sungai di Jakarta engga seperti sungai di Baduy ya kak sungai di Jakarta kotor, banyak sampah, dan bau sekali.”
Sungai-sungai di kota-kota besar terutama di Jakarta memang tidak sehat dan tak layak konsumsi. Banyak warga yang membuang sampah ke dalam sungai mulai dari limbah padat hingga limbah cair dari rumah tangga. Sampah-sampah itu yang menyebabkan sungai di Jakarta menjadi kotor dan berbau. Sangat berbeda dengan sungai di tanah Baduy yang bersih karena tak ada warganya yang membuang sampah dan mencemarinya dengan bahan kimia. Itulah mengapa masyarakat baduy tidak memakai barang-barang yang berbahan dasar bahan kimia karena akan mencemari lingkungan.
“ Berarti sungai di Jakarta kotor karena kita pakai sabun ya kak?” Tanya Andi dengan serius
“ Bukan cuma sabun dek tapi juga sampah-sampah yang lain.” Terang Kak Ani “ Tapi memang limbah dari sabun yang kita pakai itu yang menghasilkan bau tak sedap juga lumut.” “Terus kenapa kita masih pakai sabun kalau sabun bisa mencemari sungai kak?” Tanya Andi lagi.
“Sebenarnya ada solusi lain untuk mencegah pencemaran sungai selain tidak menggunakan sabun.” Jawab Kak Ani.
“Apa solusinya kak?” Tanya Andi lagi.
“Solusinya dengan memfilter limbah yang akan dibuang sehingga tidak mencemari sungai.” Terang Kak Ani.
Setelah puas mendengar cerita tentang Baduy serta penjelasan mengenai pencemaran sungai Andi kembali melanjutkan menonton televisi bersama ayah. Secara kebetulan kali ini berita yang disiarkan masih berhubungan dengan limbah. Namun kali ini bukan mengenai pencemaran sungai atau pencemaran lingkungan lainnya melainkan pengolahan limbah yang benar. Pengolahan limbah yang sangat bagus diterapkan di negara-negara maju salah satunya Jepang. Jepang merupakan salah satu negara yang sangat disiplin dalam berbagai hal termasuk kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tidak ada sampah-sampah berserakan di jalan sungai-sungai pun bersih sehingga ikan-ikan koi pun dapat hidup di selokan dan sungai-sungai. Bahkan ketika banjir melanda air yang menggenang di tempat-tempat umum seperti stasiun bawah tanah terlihat seperti air kolam renang.
Harapan kita sebagai warga Indonesia agar kedepannya bangsa kita dapat mengolah limbah dengan baik dan bijak sehingga tidak ada lagi pencemaran lingkungan. Selain itu tidak ada lagi masalah-masalah yang timbul karena lingkungan kita yang rusak dan tidak terawat. Untuk itu sebagai generasi penerus bangsa kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan mulai dari lingkungan sekitar. Kita harus menerapkan disiplin akan kebersihan pada diri kita masing-masing mulai dari sekarang.

 ANTARA KEMARAU DAN BANJIR

“Tuuut…tuuut…tuuut….” Lamunan Nina seketika buyar ketika mendengar bunyi sirine kereta api. Ia bersama Budi adiknya akan pergi berlibur ke rumah paman mereka di Yogyakarta. Nina dan Budi pergi ke Yogyakarta menggunakan kereta pagi. 
Disepanjang perjalanan Nina hanya melamun disamping adiknya yang tertidur pulas. Perjalanan antara Jakarta – Yogyakarta ditempuh selama kurang lebih delapan jam. Cukup membosankan memang mengingat hanya bisa duduk-duduk di bangku kereta. 
Namun pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan sangatlah indah. Mulai dari persawahan , sungai, hingga rumah-rumah penduduk yang asri.
Budi yang sedari tadi tertidur tiba-tiba terbangun karena suara sirine kereta. Budi langsung bangun dari tempat duduknya dan bergegas ke toilet. Kembalinya dari toilet Budi langsung mengajak Nina berbicara.
“Kak tahu ga tadi air keran di toilet habis aku kira tadi airnya keluar sedikit karena kerannya bocor eh ternyata ada yang lupa nutup.” Jelas Budi panjang lebar.”Ya udah deh akhirnya aku cuma pakai tisu toilet.”
Nina tak begitu menghiraukan penjelasan Budi ia hanya menggangguk-angguk untuk merespon Budi. Sebenarnya Nina tidak ingin berlibur dirumah paman. Ia ingin menghabiskan waktu liburnya dengan teman-temannya di Jakarta. 
Namun karena orangtua Nina ada pekerjaan yang mengharuskan mereka pergi ke luar negeri Nina dan Budi dititipkan sekaligus berlibur ke rumah paman di Yogyakarta. Nina memang tak sepenuhnya kecewa karena cuaca di Jakarta saat ini sedang tidak bagus. 
Hujan deras kerap mengguyur Kota Jakarta yang kemungkinan akan berakibat banjir. Nina berpikir jika hujan terus menerus turun tentu ia hanya bisa menghabiskan waktu liburannya di dalam rumah. Kata paman cuaca di Yogyakarta saat ini masih bagus dan belum turun hujan seperti di Jakarta.
Sesampainya di Stasiun Tugu Yogyakarta paman dan Bayu anaknya telah menunggu di pintu keluar untuk menjemput Nina dan Budi. Budi yang sangat rindu dengan sepupunya langsung berlari menghampiri Bayu dan memeluknya. 
Nina bukannya tak bahagia berlibur dirumah paman, akan tetapi paman tidak mempunyai anak perempuan seusianya yang bisa ia ajak untuk bermain. Bayu sepupu mereka memang anak tunggal Paman Priyo yang seumuran dengan Budi.
“Apakabar kalian?” sapa paman dengan tersenyum.
“Baik paman.” Jawab mereka serentak.
Walaupun sebenarnya muka Nina menunjukkan kalau ia sedang tidak baik-baik saja. Paman membantu mereka membawakan tas-tas mereka kedalam mobil. Selama perjalanan dari stasiun ke rumah paman Bayu dan Budi terus bersenda gurau sedangkan Nina hanya melamun sambil memandangi langit lewat kaca mobil. Sesampainya di rumah paman pun Nina terlihat kurang antusias tidak seperti Budi yang terlihat habis mengisi energinya dengan makan sebakul. Melihat keponakannya yang sedikit murung paman mencoba mendekati Nina untuk menghiburnya.
“ Nina apa kamu ada masalah? Kamu tidak senang ya berlibur dirumah paman?” selidik paman dengan hati-hati.
“Nina senang kok paman, hanya saja Nina ingin menghabiskan liburan Nina bersama teman-teman Nina di Jakarta.” Jawab Nina dengan nada sedih.
“ Jangan sedih bagaimana kalau besok paman ajak kalian berkeliling Kota Yogyakarta?” Tanya paman menawarkan.
“Ga usah paman Nina mau istirahat dulu saja lagipula kita kan sudah sering berkeliling Kota Yogya bersama ayah dan bunda.” Tolak Nina halus.
Nina dan keluarganya memang sudah bahkan sering berkeliling Kota Yogyakarta bila merreka berkunjung ke rumah paman. Nina bosan berkeliling-keliling Kota Yogyakarta karena tidak ada pusat-pusat perbelanjaan yang besar dan bagus seperti di Jakarta. Disana yang ada hanyalah bangunan-bangunan yang sudah tua dan usang. 
Dulu sewaktu eyang uti masih hidup Nina sangat senang berkunjung ke Yogyakarta eyang uti selalu mengajarkan hal-hal baru dan mendongeng untuk Nina. Rumah eyang uti sangat asri dengan nuansa pedesaan karena berada di Projo Tamansari, Bantul yang memang masih terdapat area persawahan. 
Namun setelah eyang uti tiada rumah itu tidak lagi ditempati oleh keluarga Nina. Paman yang sudah menikah dan bekerja di sebuah hotel berbintang memutuskan untuk pindah ke area perkotaan untuk mempermudah aktivitasnya.
Sudah dua hari Nina berada di rumah paman dan masih saja terlihat murung. Tak tega melihat Nina yang terus-menerus murung paman berinisiatif untuk mengajak mereka ke tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.
“Anak-anak ayo sini kumpul.” Seru Paman Priyo.
“ Ada apa paman?” Tanya Budi penasaran.
“Paman mau ajak kalian rekreasi ke Wonosari Gunung Kidul.” Jawab paman.
“Memangnya di sana ada apa?” Tanya Budi dan Priyo berbarengan.
“Di sana ada air terjun, goa-goa indah, perbukitan karst, dan juga jajaran pantai berpasir putih yang tak kalah bagusnya dengan pantai di Bali.” Terang paman. “ bagaimana kalian mau ikut apa tidak?”
“Ikuuuut.” Jawab Budi, Bayu, dan Nina bersamaan.
“Kalau begitu kalian siap-siap dan istirahat malam ini besok pagi-pagi sekali kita berangkat.” Pinta paman
Nina yang semula kurang antusias menjadi semangat karena penjelasan dari paman.
Keesokan harinya setelah sarapan dengan bubur gudeg buatan Bulek Yanti mereka berlima bertamasya ke Gunung Kidul. Mula-mula mereka mengunjungi air terjun Sri Gethuk. Tempatnya sangat indah karena dikelilingi hutan kecil dengan pepohonan yang hijau. Namun sayang karena musim kemarau air terjunnya tidak terlalu deras. 
Sehabis asyik bermain dan berfoto-foto di air terjun mereka berpindah lokasi ke Goa Pindul. Di sana mereka bisa menikmati keindahan goa dengan tubing menggunakan ban bekas. saat itu airnya cukup tenang dan tidak deras seperti saat musim penghujan. Selepas dari Goa pindul mereka menuju kerumah kenalan Paman Priyo di daerah karst Pegunungan Sewu.
Daerah Pengunungan Sewu merupakan sebuah kawasan karst yang terbentuk dari batuan kapur dan gamping. Wisata karst ini sudah termasyhur hingga dikenal secara internasional. Dahulu di daerah Gunung Kidul sangat sulit untuk mendapatkan air sehingga jarang orang yang mau berwisata ke daerah ini. 
Sebenarnya di daerah Gunung Kidul terdapat banyak sungai bawah tanah. Namun warga tidak mengetahui cara untuk memompa hingga kerumah mereka dan tidak ada bantuan dari pemerintah. sehingga warga Gunung Kidul biasa membeli air di musim kemarau dan menadah air hujan dikala musim penghujan. 
Mereka sulit mendapatkan air karena kondisi alam yang memang sulit dipahami oleh masyarakat awam. Kata Paman Priyo dulu rumah kenalannya  pun sulit untuk mendapatkan air tidak seperti sekarang ini.
Saat ini Gunung Kidul sudah mendapat perhatian pemerintah karena potensi wisatanya. Bahkan kawasan Gunung Kidul telah masuk sebagai salah satu world geopark oleh UNESCO. Berkat potensi wisatanya pihak pemerintah, universitas, maupun swasta ikut membantu untuk memperbaiki kondisi wilayah Gunung Kidul termasuk mengalirkan air dari sungai-sungai bawah tanah ke rumah-rumah warga. 
Walaupun masih ada beberapa tempat yang masih sulit mendapatkan air terutama di musim kemarau. Nina sangat bersyukur meskipun di Jakarta sering terjadi banjir namun ia dan keluarganya tidak pernah kesulitan dengan air.
Setelah dari rumah kenalan paman mereka kemudian menuju ke Pantai Nglambor. Pantai Nglambor terkenal dengan terumbu karang yang indah di laut dangkal yang terhalang oleh batu karang besar dari laut lepas. Kondisi yang seperti itu menjadikan Pantai Nglambor sebagai salah satu tempat menyelam favorit wisatawan. 
Selain terkenal dengan terumbu karang pantai ini memiliki keistimewaan lain, yaitu mata air tawa di bibir pantai. Mata air tersebut sering dimanfaatkan wisatawan untuk membersihkan diri dan juga untuk keperluan sehari-hari bagi warga setempat.
Setelah puas bertamasya mereka pun kembali ke rumah. Nina tak henti-hentinya bersyukur setelah mengetahui bahwa masih ada daerah yang kesulitan mendapatkan air bersih. Ia berharap tidak ada lagi daerah-daerah yang terlupakan dan baru mendapat perhatian ketika sudah terlalu lama mereka dilanda kesulitan. Ia berdoa agar semua warga bisa mempunyai pompa-pompa air yang dapat mengalirkan air bersih ke rumah-rumah mereka seperti yang ada di rumahnya.



Friday, 9 June 2017

Curhat setelah 4 Tahun Nulis

Curhatan kali ini tentang pengalaman selama gue nulis untuk apapun itu. Sekian lama ga buka blog and now when i want to start again baru sadar gaya nulis gue emang alay.
maapkeun maapkeun keAlay-an ini guys.
But its important buat nulis sesuai gaya lo karena dari situ lo bisa mulai mencintai dunia tulis menulis like i've done. sekarang gue mau berbagi sama kalian semua tentang semua tulisan yang udah gue buat selama ini. mulai dari tulisan gue buat ikut perlombaan sampai tulisan buat syarat ngelamar kerjaan.
Tulisan-tulisan yang gue post sebelum ini gue buat dalam rangka tes for Copy Writer position but failed hahaha. Gue juga ga tau gue gagal karena tulisan gue yang kurang bagus atau sesi interview gue yang bener-bener hancur.
Sekarang gue baru sadar kalau budaya membaca itu penting banget guys karena dari membaca kita jadi banyak tahu banyak hal. Salah satu kegagalan gue pas sesi interview kerja adalah karena gue saat itu ga tau apapun soal interview dan ga mau nyari tahu. Ternyata ngejawab pertanyaan saat interview kerja itu juga ada triknya dan gue ga tau sama sekali.
Buat penulis ga suka baca itu fatal banget. Lu ga bakal bisa menghasilkan karya yang bagus kalo lu ga suka baca. membaca bisa ngasih kita inspirasi dan pastinya bisa jadi bahan evaluasi juga buat tulisan kita.
Ok segini dulu curhatnya next time gue beberin semua tilisan-tulisan gue ^~^

Pentingnya Peran Keluarga dalam Membentuk Pribadi Anak Di Era Teknologi

Peran keluarga dalam membentuk karakter anak sangatlah penting. Pendidikan karakter untuk anak harus ditanamkan sejak dini dari mulai lingk...