Contoh tulisan kali ini adalah tulisan untuk lomba essay. kali ini saya akan berbagi salah satu tulisan yang saya ikutkan untuk lomba esay (essay competition). ini versi Bahasa Indonesia aslinya saya ikut international essay competition. format dibawah ini lebih mirip dengan artikel opini sih ketimbang essay.
Etika dan Moral dalam Pendidikan
Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan antara pendidikan dan ekonomi. Orang dengan pendidikan yang baik tentunya akan lebih produktif dalam bekerja. Hal itu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi karena itu tingginya tingkat pendidikan dijadikan salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara.
Pendidikan sangatlah penting tidak hanya untuk mendapatkan gelar maupun pekerjaan. Namun pendidikan juga berperan penting dalam membentuk karakter seseorang.
Pendidikan tidak hanya berbicara tentang science. Pendidikan mencakup segala aspek termasuk moral dan etika. Ilmu pengetahuan tanpa moral dan etika sama saja dengan kehancuran. Moral dan etika merupakan akar dari perilaku dan kepribadian yang baik.
Bayangkan jika seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi tetapi tidak memiliki moral dan etika. Orang tersebut bisa saja berbuat rasis, tidak toleran, dan tidak peduli sesama. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan pemberian ilmu pengetahuan harus dibarengi dengan moral dan etika agar melahirkan generasi yang tidak hanya pintar tapi juga toleran, peduli, penyayang dan berprilaku baik.
Contohnya di Negara saya Indonesia ada beberapa kasus yang sempat menjadi viral di dunia maya. Kasus tersebut berkaitan dengan prilaku generasi muda Indonesia saat ini. Ada sekumpulan remaja yang melecehkan patung pahlawan nasional bahkan ada pula yang menginjak lambang Negara kami kemudian mempostingnya di laman facebook dan instagram tanpa rasa bersalah.
Sungguh miris melihat hal tersebut terjadi padahal pendidikan tentang moral dan kewarganegaraan masuk dalam kurikulum sekolah. Saya rasa kebijakan dan praktik pendidikan yang buruk di Indonesia bukanlah hal yang mendasari kejadian tersebut.
Orang Indonesia sampai saat ini masih memegang teguh adat ketimuran. Ada beberapa kemungkinan yang mendasari terjadinya hal tersebut, diantaranya pelaku tidak memiliki pendidikan yang baik dalam artian tidak bersekolah.
Kedua, pelaku mencontoh public figure yang mereka idolakan, dan yang terakhir pelaku melakukan hal tersebut secara sengaja untuk mendapat perhatian public. Setelah diusut oleh pihak yang berwenang diketahui mereka merupakan remaja yang masih bersekolah.
Mereka mengaku bahwa apa yang mereka lakukan merupakan sebuah keisengan. Hal itu menunjukkan bahwa kemungkinan yang pertama adalah salah.
Saya rasa kemungkinan yang kedua dan ketiga sangat mungkin mendasari terjadinya kasus tersebut. Sebelumnya ada beberapa selebritis Indonesia yang menjadikan lambang negara sebagai lelucon dan ada pula yang dengan sengaja menginjak-injak poster tokoh politik kemudian memposting ke laman twitter.
Belakangan diketahui kedua selebriti tersebut tidak memiliki pendidikan yang baik. Kasus mereka ditutup tanpa sanksi yang tegas dari pihak berwenang. Hal tersebut berdampak pada kelakuan anak muda yang menjadikan mereka sebagai idola. Merasa tidak akan ada sanksi yang mereka dapat hal tersebut menjadi banyak dicontoh untuk sekedar mendapat ketenaran dari perhatian public.
Miris melihat sekumpulan anak yang secara financial mampu untuk bersekolah dan mendapat pendidikan yang layak. Namun mereka bertindak bodoh layaknya orang yang tidak berpendidikan. Hal tersebut mencerminkan kalau mereka tidak bersyukur dan tidak serius dalam menuntut ilmu.
Padahal masih banyak orang-orang yang tidak mampu yang sangat ingin bersekolah. Namun mereka tidak mampu secara financial.
Menurut saya pendidikan sangatlah penting karena dapat memberikan masa depan yang lebih baik. Kepedulian saya akan dunia pendidikan mendorong saya untuk bergabung dalam sebuah komunitas. Saya sekarang menjadi relawan pada sebuah komunitas yang bernama “Coin A Chance”.
Sebuah komunitas social dimana kami mengumpulkan koin untuk selanjutnya “ditukar” dengan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu yang ingin dan tentunya berhak mendapatkan pendidikan.
Selain mengumpulkan koin kami para relawan juga mengajarkan beberapa pelajaran yang kami kuasai dan juga menyemangati mereka untuk tidak berputus asa. Hal itu kami lakukan melihat pendidikan adalah hak setiap orang dan memperoleh pendidikan termasuk salah satu hak asasi manusia.
No comments:
Post a Comment